INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
Manusia  sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya  manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup  berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat  merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial,  masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki  kehendak dan keinginan hidup bersama.[1]Kita  tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial  serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan  berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
Para  sosiolog mengartikan masyarakat sebagai sebagai kelompok di dalamnya  terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu  kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang  permanen.[2]
Oleh  karena itu begitu menariknya judul yang kami bahas ini sehingga kami  mendapat tugas membuat makalah dengan judul Manusia Sebagai Individu,  Keluarga, dan Masyarakat, semoga makalah yang kami buat ini dapat  bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para pembaca, serta  kami minta maaf apabila makalah ini belum sempurna dan jauh dari yang  diharapkan, oleh karenya kami meminta kritik dan saran yang sifatnya  mendukung untuk kemajuan makalah ini.
PEMBAHASAN I
1.      MASALAH PENDUDUK
a.      Pengertian penduduk
   Dalam  arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang  mendiami atau menduduki tempat tertentu misalnya pohon bakau yang  terdapat pada hutan bakau, atau kera yang menempati hutan tertentu.  Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang  terdapat pada suatu tempat, misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah.  Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia  yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya (Ruslan H.Prawiro, 1981 : 3).
Pengertian  penduduk yang ruang lingkupnya lebih sempit adalah sekumpulan manusia  yang duduk atau menempati pada wilayah tertentu.
Sejarah  perkebangan manusia selalu ditandai dengan munculnya letupan-letupan  yang menjadi ciri khas sekaligus yamg membedakan satu masa dengan masa  berikutnya. Titik pangkal letupan itu lahir dari desakan keinginan dan  kebutuhan manusia, yang yang makin lama bertambah besar, sampai pada  saat yang ditentukania dihadapkan pada pencarian alternative jawaban  dari pertanyaan klasik yang dilemparkan oleh dirinya : bagaimana  menghidupi populasi diinya yang terus menerus membengkak.
b.      Pertumbuhan penduduk
   Sejak  kapan manusia hidup di bumi tidak dapat diketahui dengan pasti.  Menjelang awal tahun Masehi jumlah penduduk dunia kurang lebh 250 juta  jiwa, dan pada jaman modern (renaissance) sampai kira-kira tahun 1650  pendudukdunia mencapai jumlah 545 juta jiwa.
    Sejak  awal abad ke-18 penduduk dunia berjumlah 625 juta jiwa dan awal abad 20  mencapai 1.608 juta jiwa, tahun 1970 melebihi 3,5 milyard dan pada  pertengahan tahun 1979 berjumlah 4.321 juta jiwa. 
   Tahun  2000 jumlah penduduk diperkirakan menjadi dua kali jumlah pada tahun  1970.Bila usaha pengendalian penduduk dengan program keluarga berencana  berhasil, jumlah penduduk pada tahun 2000 akan berkurang dari perkiraan.
Sebab-sebab pertumbuhan penduduk
    Populasi  makhluk dipengaruhi banyak factor terutama factor pangan (bahan makan)  dan papan (ruanghidup), dan dari dua factor tersebut, paling menentukan.
   Manusia juga salah satu makhluk yang sama dengan makhluk-makhluk lain dapat dipengaruhi pula  oleh  factor pangan dan papan. Namun karena manusia mempunyai kebudayaan yang  terus berkembang,hukum alamiah dan hukum jasmaniah sering diatasi  dengan tingkah laku sosial dan kebudayaan. Jika orang sadar bahwa ruang  lingkup sudah terlalu sempit, sehingga bahan makanan yang dapat  disediakan oleh lingkungan tidak akan mencukupi, dan juga  komponen-komponen ruang makin berubah tidak sesuai dengan hidupnya, ia  akan bertindak mengurangi kelahiran, sehingga tercapai keseimbangan  serasi antara jumlah manusia dan ruang lingkup.
   Sejarah  kehidupan manusia menunjukkan bahwa manusia hidup pada mulanya mendapat  kemurahan alam sekitar. Alam menyediakan bahan makan yang cukup.  Tingkat kebudayaannya masih rendah sebagai pengumpul bahan makan.  Bertambahnya penduduk bahan makanan yang tersedia tidak mencukupi lagi.
   Perkembangan selanjutnya, Kebudayaan manusia beralih dari berpindah-pindah (nomad)  ke opetanian tetap. Keebutuhan makan dapat tercukupi sehingga ada  kecenderungan penduduk bertumbuh lebih cepat. Namun akhirnya bahan  makanan tidak lagi mengimbangi kebutuhan manusia yang terus bertambah  sehingga pertumbuhan penduduk menjadi lambat.
c.       Penduduk Indonesia, sebuah kasus
Problem  kependuduklan juga menghantui Indonesia sebagai salah satu Negara dunia  ketiga yang sedang giat-giatnya membangun. Bila dilihat penyebabnya  maka beberapa faktor yang mendorong terjadinya problem kependudukan  tersebut baik secara kauntitatif maupun kualitatif, antara lain: 
1.   Kemajuan  dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban manusia  terutama di bidang teknologi baru, pelayanan, kesehatan, pendidikan,  komunikasi dan lain-lain.
2.   Dorongan  atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih  baik dari sebelumnya di dalam kehidupanya baik material maupun  intelektual.
3.   Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan sumber alam serta dukungan lainnya yang diperlukan.
4.   Keamanan  dan kestabilan Negara terutama setelah pemerintah Orde Baru dengan  titik perhatian utama kepada usaha di bidang pembangunan telah membawa  pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
2.       HAKIKAT MASYARAKAT SEBAGAI WADAH PERGAULAN HIDUP
   Telah  kita maklumi bahwa penduduk adalah sekumpulan manusia yang duduk atau  menempati pada wilayah tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan kumpulan  dari penduduk. Dalam hidup bermasyarakat, satu sama lain saling  membutuhkan. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai berbagai  aktiviyas dan berinteraksi satu dengan yang lain serta masing-masing  memenuhi kebutuhan hidupnya.
   Dalam  suatu daerah/wilayah tertentu kebutuhan penduduk diharapkan dapat  terpenuhi dari hasil daerah tersebut, lebih-lebih pada daerah agraris di  Indonesia penduduk suatu wilayahnya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya  dari wilayah tersebut dengan bekerja mengolah tanah yang tersedia.
   Suatu  wilayah/daerah yang penduduknya terus bertanbah, akhirnya jumlah tenaga  kerja bertambah. Dengan luas tanah yang terbatas (tidak dapat  bertambah), maka pertambahan produksi bahan pangan tidak dapat  mengimbangi tambahnya jumlah tenaga kerja yang terus bertambah. Kondisi  yang demikian dinamakan terdapatnya tekanan penduduk di daerah tersebut.
   Kita kenal adanya dua jenis tekanan penduduk :
a)Tekanan penduduk yang absolute (mutlak) yang digambarkan sebagai kesukaran mendapatkan suatu keperluan akan pangan, sandang dan papan bagi kehidupan manusia.
Menurut  Wagner, absolute over-population ini timbul apabila dalam sauatu daerah  tertentu dalam waktu twerbatas, bahan kebutuhan hidup tidak dapat  mencukupi lagi kehidupan penduduk daerah tersebut dengan layak.
Tekanan  penduduk yang absolute itu dapat diketahui dengan menfgukur jumlah  keperluan hidup yang dipergunakan perkapita. Makin rendah jumlah  tersebut yang tersedia. makin tinggi tekanan penduduk absolutnya.
b)      Tekanan penduduk yang relative (nisbi)  dapat dinyatakan sebagai suatu tingkat tekanan yang dirasa orang  setellah kekurangan dalam memenuhi syarat kehidupannya, dan  membandingkan dengan apa yang telah dinikmati oleh orang lain atau  golongan lain. Menurut Wagner pula, relative over-population  timbul apabila dalam suatu daerah tertentu dalam waktu terbatas  penduduk, terutama buruh tidak akan mudah memperoleh pekerjaan yang  sesuai dengan tingkat perekonomian yang ada dan tingkat hidup yang  layak.
   Pembagaian Kerja dalam Masyarakat
    Mata  pencaharian, kegiatan ekonomi, merupakan suatu aktiviyas manusia guna  mempertahankan hidupnya dan memperoleh gidup yang layak. Corak dan macam  aktivitas berbeda sesuai dengan kemampuanmasyarakat yang bersangkutan.
    Sistem  mata pencaharian hidup dari suatu masyarakay makin lama makin bertambah  banyak macamnya dan mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Pperbedaan  dalam system mata pencaharian hidup ini disebabkan adanya perbedaan  sifat, bakat dan kemampuan serta tingkat kebudayaan setempat.
    Menurut  Koentjaraningrat urutan system mata pencaharian hidup adalah sebagai berikut : 
1)      Berburu dan meramu
2)      Perikanan
3)      Bercocok tanam di ladang
4 ) Bercocok tanam menetap
 Sedangkan menurut Jones dan Darkenwald adalah sebagai berikut :
1.      Pengumpulan 
2.      Perburuan
3.      Perikanan
4.      Peternakan dan pertanian (farming)
5.      Kehutanan
6.      Kerajinan dan perusahaan rumah tangga (manufacturing)
7.      Industri, pertanbangan dan pengangkutan
8.      Perdagangan 
   Selain dari itu aktivitas dari kelompok manusia juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
a.       Kebutuhan social 
b.      Kebutuhan ekonomis dan politis 
c.       Keadaan tingkat kebudayaan penduduk
d.      Keadaan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya
3. Kebudayaan Sebagai Pengikat Kehidupan Bermasyarakat
     Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dua sisi mata uang, satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
     Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi akal.
    Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
    Di samping kebudayaan ada kata kultur yang berasal dari bahasa inggris culture.  kulture berasal dari kata latin yaitu colere yang diartikan sebagai  daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. E.B. Taylor  memberikan definisi mengenai kebudayaan adalah keseluruhan yang  kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,keilmuan social,hukum,  adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang  didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
   Selain kebudayaan ada kata peradaban (civilization). Para  ahli sosiologi membedakan kebudayaan dan peradaban. Peradaban dipakai  untuk technical skill (keteramplan tekhnik) seperti kemampuan membangun  bendungan, pembuatan gedung-gedung bertingkat, kapal-kapal laut dan  pesawat terbang. 
PEMBAHASAN II
1. Individu
Kata “ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum,  berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat  dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.[3]  Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia  perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana  ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.[4]
Individu  bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,  melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia  perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia  yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,  melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik  dirinya.
Makna  manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik  dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan  ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya  sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;[5]
- Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
 - Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat,
 
2.  Keluarga
Keluarga  diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia  sebagai makhluk sosial, yang ditandai dengan adanya kerja sama ekonomi.  Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi, mendidik anak,  menolong, melindungi, atu merawat orang-orang tua (jompo). Bentuk  keluarga terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan anak-anak yang  biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama ( keluarga inti). Secara  resmi terbentuk dari hasil perkawinan.[6]
Secara umum fungsi keluaraga meliputi;[7]
1. Pengaturan Seksual
Dapat  dibayangkan apabila tidak ada keluarga maka akan terjadi seks bebas  yang diakibatkan tidak adanya pengaturan seksual, oleh karena itu,  disinilah fungsi keluarga agar pengaturan seksual dapat dikontrol dan  tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2. Reproduksi
Keluarga  berfungsi untuk membentuk keturunan, walaupan banyak yang berpandangan  bahwa banyak anak akan menambah beban hidup, dan ada pula yang  mengharapkan banyak anak untuk jaminan bagi orang tua di masa depan.
3. Sosialisasi
Sebelum  bersosialisasi dalam masyarakat ada halnya kita bersosialisasi terlebih  dahulu dalm keluarga agar terbebtuknya kepribadian, sikap, perilaku,  dan tanggapan emosinya, sehingga ketika kita bermasyarakat dapat  diterima dengan baik.
4. Kontrol sosial
Keluarga  yang berfungsi dalam sosialisai, yaitu bagi individu pada saat ia  tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam  tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi  sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.
3. Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat”  berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk,  artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada  bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai  perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial  yang merupakan kesatuan.
Tugas manusia sebagai anggota masyarakat;
- Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
 - Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
 - Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan masyarakat
 - Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta ketergantungan yang saling menguntungkan.
 
KESIMPULAN
Dari  seluruh uraian mengenai relasi individu dengan enam macam lingkungan  sosial mulai dari keluarga sampai nasional, dapat ditarik kesimpulan  sementara, bahwa individu mempunyai makna langsung apabila konteks  situasional adalah keluarga atau lembaga sosial, sedangkan individu  dalam konteks lingkungan sosial yang lebih besar, seperti masyarakat  nasion, posisi dan peranannya semakin abstrak. 
DAFTAR PUSTAKA
Soelaeman, Dr. M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar. Refika Aditama.2006
Bainar, Prof. Dr. Hajjah, dkk. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar. CV. Jenki Satria. 2006
Agus, Bustanuddin. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial Studi Banding Pandangan Ilmiah Dan Ajaran Agama. Gema Insani. Jakarta. 1999.
[1]  Prof.  Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M,  Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 64.
[2]  Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar  Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 64.
[3] Dr.M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 113
[4]  Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar  Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 65
[5]  Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar  Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 66
[6] Dr.M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 115
[7] Goode, William The Family, terjemahan bahsa Indonesia oleh Dra. Lailahanoum Hasyim, PT Bina Aksara,1983 hal 44-48
sumber : http://wildaznov11.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-individu-keluarga-dan.html
dan dari sumber lain .. :
INDIVIDU
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
Fase-fasenya, antara ain :
- masa vital
- masa estetik
- masa intelektual
- masa sosial
Keluarga…
Keluarga adalah orang yang paling dekat dengan diri kita sendiri. Yaitu meliputi Ayah,Ibu,Adik serta Kakak. Seperti yang pernah kita dengar ada sebuah lagu ” Harta yang paling berharga adalah Keluarga”. Dari lagu ini dapat saya simpulkan betapa berartinya keluarga bagi kehidupan kita. keluarga memiliki keartian yang luar memiliki keterkaitan yang luas antara satu dengan yang lainnya. Kita boleh jauh dari shabat,teman,pacar dan lainnya. Tapi jangan sampai kita jauh dari keluarga, Betapa indahnya jika kita memiliki keluarga yang mana selalu setia menemani kita dikala sedih atau pun senang.
Masyarakat…
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpngkal tolak dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Dan keterkaitan antara individu,keluarga dan masyarakat adalah suatu hubungan sosial yang mana menyuruh kita untuk saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.
contohnya dapat kita ambil dari masalah sederhana yaitu ketika kita sedang mengendarai mobil dan ban mobilnya pecah. Disitu kita pasti membuhtuhkan bantuan dari orang dan tak mungkin kita akan diam menuggu keajaiban yang datang dari langit. Pasti kita akan menghubungi bengkel terdekat. untuk meminta bantuan, nah dari contoh tersebut saya berpendapat tak ada sesuatu yang bisa kita lakukan sendiri.
sumber : http://zarapintar.wordpress.com/2011/10/28/individukeluarga-dan-masyarakat/
dari sumber lainnya :
I. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
II. Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga.
Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pda hasrat atau nafsu berkuasa.
Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik , ekonomi dan keluarga.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itub untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
III. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. Menurut Selo Sumarjan (1974) masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan
b. Menurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
d. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
e. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
sumber : http://yollandatifannyafianty.wordpress.com/2011/11/07/individu-keluarga-dan-masyarakat/







0 komentar:
Posting Komentar